Guru Minta Teknologi Komputer dan Pengolahan Informasi Jadi Mata Pelajaran Lagi

Minggu, 26 April 2015 | komentar

           
Seminar Nasional KOGTIKPI
Kali ini KOGTIKPI melansir berita yang masih hangat dari KOMPAS, perjuangan kita semua tidak akan sia-sia. —
Para guru yang tergabung dalam Komunitas Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memasukkan TIK dan KKPI sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua mata pelajaran tersebut dinilai penting seiring dengan perkembangan teknologi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) dihapus sebagai mata pelajaran di sekolah saat pemerintah menerapkan Kurikulum 2013. Saat itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dijabat oleh Mohammad Nuh. Dari beberapa mata pelajaran yang dihilangkan dalam Kurikulum 2013, penghapusan mata pelajaran TIK dan KKPI ditentang oleh sebagian guru.
          "Penghapusan mata pelajaran TIK dan KKPI ditentang tidak hanya oleh guru, tetapi juga siswa, orangtua siswa, mahasiswa, dan pakar pendidikan. Kami meminta Menteri Pendidikan yang sekarang (Anies Baswedan) kembali memasukkan TIK dan KKPI dalam kurikulum," kata Ketua Komunitas Guru TIK serta KKPI (Kogtik) Wijaya Kusumah dalam seminar nasional "Urgensi Mata Pelajaran TIK dan KKPI dalam Kurikulum Ganda", Sabtu (25/4), di Jakarta.
          Seminar tersebut diikuti lebih dari 500 peserta dari sejumlah provinsi. Umumnya peserta merupakan guru TIK dan KKPI. Seminar ini menghadirkan pembicara dosen TIK Universitas Pendidikan Indonesia, Wawan Setiawan; dosen TIK Universitas Negeri Jakarta, Ivan Hanafi; serta Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud Ramon Mohandas.
         Wijaya menambahkan, para guru, pakar IT, dan dosen telah menyepakati untuk memasukkan kembali TIK dan KKPI dalam Kurikulum 2013. Menurut dia, kebijakan pemerintah menjadikan TIK sebagai pelayanan dan bimbingan itu keliru.
Sebagai ilmu
         "TIK tidak hanya sebagai keterampilan, tetapi juga sebagai ilmu yang harus dipelajari oleh peserta didik agar kelak menjadi produser di bidang IT, bukan hanya konsumen," kata Wijaya.
Sementara itu, Wawan Setiawan mengatakan, semestinya TIK menjadi lebih dari mata pelajaran, yakni dipelajari sebagai keilmuan.
       "TIK sebagai keilmuan harus disusun sedemikian rupa. TIK tumbuh dalam kehidupan sebagai kebutuhan. Namun, TIK juga harus dipelajari sebagai disiplin ilmu agar penggunaan TIK lebih terarah," kata Wawan.
        Apabila TIK tidak dikawal, hal itu akan menimbulkan persoalan, seperti penyalahgunaan teknologi untuk kepentingan negatif. Menurut Wawan, dalam Kurikulum 2013, TIK diposisikan sebagai keterampilan yang berhubungan dengan kebutuhan. Padahal, TIK merupakan ilmu yang harus dipelajari secara sistematis dan terstruktur.
"Jika TIK dikemas dan dikembangkan dengan tepat, harapan kemandirian bangsa melalui TIK bukan mimpi," ujarnya.
Ramon Mohandas menambahkan, saat ini Kurikulum 2013 sedang dievaluasi. Ada peluang TIK akan kembali dimasukkan sebagai mata pelajaran. Dia meminta para guru TIK untuk kembali menyampaikan usulan kepada Mendikbud secara tertulis.
          Saat ini, sebagian sekolah kembali memakai Kurikulum 2006. Dengan begitu, mata pelajaran TIK kembali diajarkan. Walaupun begitu, kata Ramon, keputusan apakah TIK kembali menjadi mata pelajaran atau tidak dalam kurikulum nasional akan dikaji Kemdikbud.
Ivan Hanafi berpendapat serupa. TIK penting untuk kembali dijadikan mata pelajaran guna mengubah pola pikir konsumtif ke produktif.
"Perkembangan teknologi membuat Indonesia jadi bulan-bulanan negara luar. Jika generasi tidak dipersiapkan dengan baik, kita selalu jadi pengguna," ujar Ivan.

Undangan Meliput Seminar Nasional di Kemendikbud

Rabu, 08 April 2015 | komentar

No : 019/KOGTIK/Pansem/II/2015 31 Maret 2015
Hal : Undangan Meliput Seminar Nasional di Kemendikbud
Yth.
Kawan-kawan Blogger Indonesia
di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Untuk mengkaji pentingnya Mata Pelajaran TIK dan KKPI bagi siswa dan kemajuan Bangsa Indonesia, maka kami Komunitas Guru TIK/KKPI Nasional bekerjasama dengan Mahasiswa PTIK UNJ bermaksud menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema :“Urgensi Mata Pelajaran TIK dan KKPI dalam Kurikulum Ganda (2006 & 2013)”, yang insya Allah akan dilaksanakan pada:
hari/ tanggal : Sabtu, 25 April 2015
waktu : Pukul 08.00 WIB – selesai
tempat : Aula Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sehubungan dengan hal itu, maka kami mohon kawan-kawan bloger untuk ikut acara Seminar Nasional tersebut dengan jadwal terlampir.
Demikian permohonan kami, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih. Informasi panitia dapat menghubungi omjay di hp. 08159155515.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 31 Maret 2015
Ketua Panitia Seminar Nasional
Wijaya Kusumah, M.Pd
RANCANGAN SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL
“URGENSI MATPEL TIK & KKPI DALAM KURIKULUM GANDA”
Hari : Sabtu Tanggal : 25 April 2015
PUKUL ACARA KETERANGAN
07.00 – 07.30 WIB Registrasi Ulang Peserta Bagian Registrasi
07.30 – 07.45 WIB
Coffee Break/Hiburan
Seksi Konsumsi
07.45 – 08.00 WIB Opening Speech/ Sponsorship Seksi Acara/MC
08.00 – 09.00 WIB
09.00 – 10.30 WIB
Anies Baswedan, Mendikbud RI
Seminar Nasional Sesi I
1. Dr. Wawan Setiawan, M.Kom.
Dosen TIK Universitas Pendidikan Indonesia
2. Prof. Dr. Ir. Ivan Hanafi, M.Pd
Dosen TIK Universitas Negeri Jakarta
3. Dr. Ramon Mohandas
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
4. Prof. Zainal A Hasibuan, PhD
Ketua BSNP/ Ketua Umum APTIKOM
Keynote Speaker
Moderator
Dr. Muh Yusro, M.Sc
Dosen TIK UNJ
10.30 – 11.00 WIB Sponsorship & Bintang Tamu Pak Indra Charismiaji Sie Acara
11.00 – 12.30 WIB
Seminar Nasional Sesi II
1. Doni Koesoema A
Dewan Pakar FSGI/Pengamat Pendidikan
2. Ketua Komisi X DPR RI
3. Dirjen Guru dan PTK Kemendikbud *)
4. Ketua PGRI, Dr.Sulistiyo *)
Moderator :
Sutan Chaniago
Ketua Umum Ikatan Profesi Guru Indonesia (IPGI)
12.30 – 12.45 WIB Sponsorship & Doorprize
12.45 – 13.00 WIB
Foto Bersama
Makan Siang dan Selesai
*) Dalam konfirmasi
*) Jadwal acara bisa berubah sesuai kondisi

“Urgensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di Sekolah”

| komentar

Oleh : Muhammad Agung Prabowo

Hallo para pembaca dari kalangan siswa/i maupun guru-guru. Bagaimana keadaan kalian? Pastinya semua dalam keadaan sehat bukan? Tetapi untuk para pendidik dan peserta didik ada kabar yang kurang mengenakkan nih datang dari sistem pendidikan kita. Tahu ga kabar kurang baik itu? Pasti kalian tahu deh yaitu masalah bagaimana mata pelajaran TIK dan KKPI yang saat ini sedang ada diujung tanduk. Bagaimana tidak, saat ini sistem pendidikan kita sedang gembar-gembornya mengembangkan kurikulum 2013 yang terdengar dimana-mana. Biasalah ganti menteri harus ada pergantian kurikulum begitulah guyonan yang bisa kita rasakan saat ini.
Sebenarnya saya sebagai penulis sangat positif menyambut munculnya kurikulum 2013 ini. Dari pergantian kurikulum ini saya menaruh harapan yang besar terhadap kemungkinan ada perubahan yang signifikan untuk kemajuan dari sistem pendidikan nasional kita.
Tetapi ada satu hal yang mengherankan saya yaitu hilangnya mata pelajaran TIK dan KKPI tersebut seperti yang sudah saya katakan diawal tadi. Saat ini perkembangan teknologi informasi terus mengalami kemajuan yang sangat drastis sampai sulit terbendung. Contoh saja siapa yang tidak kenal dengan media sosial yang menggunakan IT seperti facebook, twitter, instagram, maupun path. Hampir saat ini para generasi muda kita mempunyai masing-masing akun dari media sosial tersebut. Bahkan kita yang seorang pendidik harusnya mampu mengimbangi para siswa-siswi kita yang memang sudah tidak gaptek itu.
Banyak keuntungan yang kita dapatkan dari kemajuan teknologi. Contoh; untuk mengirimkan tugas-tugas sekolah, kita bisa memanfaatkan melalui pesan elektronik atau yang biasa kita sebut dengan email. Hal lainnya, kita sebagai guru dapat mengontrol dan melihat karakter siswa/i kita, jika kita memiliki akun-akun tersebut. Kita bisa komunikasi dengan siswa/i melalui media sosial seperti twitter, path, facebook dan lain-lain. Sehingga kita bisa lebih dalam menelusuri karakter-karakter kepribadian murid. Bahkan bagi para orang tua, sebenarnya jadi bisa lebih mengontrol anaknya bergaul dengan siapa saja di media sosial tersebut. Ada hal lain yang dapat kita manfaatkan lagi dari kemajuan IT tersebut yaitu proses pembelajaran melalui video-video pembelajaran yang dapat diupload di instagram. Dari situ nanti kita bisa melihat pembelajaran yang sudah kita terapkan.
Selain itu, banyak pembelajaran-pembelajaran yang bisa didapatkan melalui internet baik itu dari situs pendidikan, jurnal, maupun dari blog. Saya sampai bingung dengan kemajuan teknologi yang tak terbendung ini, kok malah pelajaran TIK dan KKPI malah dihapus? Dizaman semua serba modern, siswa/i seharusnya mendapatkan mata pelajaran TIK dan KKPI yang lebih. Jika seorang siswa/i tidak dapat mengembangkan ilmu teknologi informasinya maka perlahan akan tertelan di makan zaman. Saya benar-benar bingung dengan apa yang dipikirkan oleh pemerintah. Sebenarnya saya menunggu-nunggu alasan yang konkret dan subjektif dari pemerintah khususnya kemdikbud mengapa pelajaran KKPI dan TIK dihapus. Tetapi sampai saat ini saya belum mendapatkan alasannya tersebut. Sungguh ironis mendengarnya.
-M-

Berjuang bersama KOGTIKPI

Selasa, 07 April 2015 | komentar


Teman-teman yang Omjay sayangi dan banggakan,
Alhamdulillah, baru 4 bulan komunitas guru TIK dan KKPI ini dibentuk dan terus membesar hingga saat ini. Terima kasih kepada kawan-kawan semua yang mendukung perjuangan kami mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI ke dalam struktur kurikulum kita. Mata pelajaran TIK dan KKPI harus tetap ada dalam struktur kurikulum seperti di kurikulum 2006. Kurikulum 2013 harus memasukkan kembali mata pelajaran TIK dan KKPI. Sebab TIK sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa.
Materinya sama-sama kita perbaiki, dan guru-gurunya dilatih untuk meningkatkan terus kompetensinya. Pemerintah berkewajiban melatih guru-guru TIK dan KKPI. Bukan sebagai guru pembimbing TIK tetapi sebagai guru mata pelajaran TIK. Pemerintah berkewajiban menyediakan buku untuk siswa dan buku untuk pegangan guru dalam mata pelajaran TIK.
TIK bukan hanya sebagai media pembelajaran (tools) yang wajib dikuasai semua guru, tetapi TIK juga sebuah ilmu yang harus dipelajari oleh peserta didik agar kelak mampu menjadi produsen dan pemain di bidang TIK.
Jangan biarkan indonesia hanya sebagai bangsa pemakai produk di bidang TIK. Sudah selayaknya kita mampu membuat sendiri produk-produk TIK. Semua itu dimulai dari pondasi yang kokoh di bidang TIK, dengan diajarkannya mata pelajaran TIK dan KKPI kepada generasi emas Indonesia dari mulai SD, SMP, SMA, dan SMK.
 
Support : Creating Website | Risqk Template | ReDesign Mas Ris Template
Copyright © 2015. KOGTIKPI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger