Kurangnya keterampilan berbahasa Inggris menjadi penghambat utama studi ke luar negeri.

Jumat, 13 Maret 2015 | komentar

BOSTON, KOMPAS — Minimnya keterampilan berbahasa Inggris masih menjadi penghalang serius bagi siswa, mahasiswa, atau para pekerja Indonesia untuk belajar ke luar negeri. Padahal, dari sisi akademis, mereka mampu bersaing di luar negeri.
Itu diungkapkan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Taufik Hanafi, Kamis (12/3), menjelang Language Education Innovation Forum di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Aloysius Budi Kurniawan, dari Boston.
Menurut Taufik, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Kedutaan Besar Australia dan Belanda pada 2009 pernah melakukan studi dan analisis untuk menelusuri hambatan utama studi ke luar negeri. Ternyata, kurangnya keterampilan berbahasa Inggris menjadi penghambat utama. Guna menyikapi itu, lembaga pemerintah atau perusahaan swasta yang ingin menyekolahkan pegawainya ke luar negeri diimbau juga memperkuat kemampuan berbahasa dan menulis mereka.
Keterampilan mengajar
Executive Vice President Global Classroom Foundation EF Education First Kate Berseth mengatakan, dalam mempelajari bahasa, selain memahami materi, seorang guru juga harus terampil mengajar. "Pembelajaran bahasa Inggris tidak hanya fokus pada murid, tetapi juga pada kemampuan mengajar guru," ujarnya.
Berdasarkan indeks kemampuan berbahasa Inggris yang diluncurkan EF tahun lalu, Indonesia berada di peringkat ke-28 dari total 63 negara yang tersebar di kawasan Asia, Eropa, Amerika Latin, negara-negara Timur Tengah, Afrika Utara, serta negara-negara BRIC (Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok). Dalam peringkat itu, Indonesia tergolong dalam kelompok negara dengan kemampuan berbahasa Inggris sedang, jauh di bawah Malaysia (peringkat ke-12) dan Singapura (peringkat ke-13) yang tergolong kelompok negara berkemampuan bahasa Inggris tinggi.
Senior Vice President for Academic Affairs EF Education First Christopher McCormick menyatakan, sebelum pengajaran, terlebih dulu perlu dilakukan evaluasi standar guru bahasa Inggris.
"Guru bahasa Inggris dengan kemampuan kurang, keterampilan mengajarnya perlu dinaikkan," ujarnya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Maret 2015, di halaman 11 dengan judul "Bahasa Menjadi Penghalang".
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Risqk Template | ReDesign Mas Ris Template
Copyright © 2015. KOGTIKPI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger